Hi, KIRKA – Bakti sosial operasi katarak di Kabupaten Tebo yang dilaksanakan di RSUD STS Tebo dihadiri langsung oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial RI, Dr. Suratna.
Dalam sambutannya, Dr. Suratna menyampaikan bahwa operasi katarak dapat kembali mencerahkan penglihatan bagi para lansia. Menurutnya, tingkat ketergantungan lansia semakin meningkat. Dari 100 orang produktif, kini terdapat 17 penduduk lansia, naik dari 15 pada tahun 2024.
“Dengan peningkatan ini, tentu pemerintah mengambil kebijakan dengan memberikan intervensi terhadap ketergantungan lansia. Salah satunya melalui operasi katarak yang diharapkan dapat menekan angka ketergantungan,” ujarnya.
Melalui program ini, para lansia dapat kembali mandiri dan menjalankan aktivitas sehari-hari, sehingga keluarga menjadi lebih produktif. Upaya ini juga diharapkan mampu menekan angka kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan keluarga.
Kepala Sentra Alyatama Jambi, Eka Permana, menjelaskan bahwa untuk Kabupaten Tebo, sejak 15 Oktober telah dilakukan proses screening. Dari 201 orang peserta, sebanyak 115 orang lolos seleksi, sementara 13 lainnya berasal dari Kabupaten Bungo.
“Untuk pelaksanaan operasi, kami menurunkan delapan dokter. Peserta yang datang dari jauh juga kami sediakan penginapan agar lebih nyaman, sehingga pelaksanaan dapat berjalan lancar. Selain itu, kami juga melakukan perbaikan kamar mandi lansia dan memberikan bantuan permodalan usaha,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Tebo, Nazar Efendi, menyampaikan bahwa kegiatan bakti sosial seperti ini akan terus diupayakan agar berkelanjutan, sejalan dengan visi dan misi Tebo Maju.
“Harus dilakukan dengan berkolaborasi bersama semua pihak, dan program seperti ini perlu kita perluas,” ujarnya.
Salah satu poin dalam visi misi Tebo Maju adalah mencapai Universal Health Coverage (UHC) 100 persen. Karena itu, setiap program yang dijalankan diharapkan tepat sasaran dan dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat.
Untuk diketahui, biaya operasi katarak per orang mencapai sekitar Rp10 juta. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan biaya operasi yang dilakukan secara mandiri.